Thursday, 12 November 2015

Laporan Praktikum Difusi dan Osmosis (Praktikum Fisiologi Hewan)

Assalamualaikum Wr.Wb

Artikel ini merupakan artikel pertama saya, jadi jika ada kesalahan di dalamnya saya minta maaf dan saya masih memerlukan keritikan dan saran dari teman-teman semua untuk dapat memperbaiki artikel saya.


PERCOBAAN : 1

I.   Judul Praktikum        : Difusi dan Osmosis
II.  Tanggal Praktikum   : 15 Oktober 2015
III. Tujuan Praktikum    : 1. Untuk dapat mengetahui berlangsungnya difusi
                                             2. Untuk dapat mengetahui berlangsungnya osmosis

IV. Dasar Teori                : 

       Difusi merupakan salah satu bentuk pergerakan fasip dan pergerakan ini merupakan pergerakan molekul atau ion dari daerah berokonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah. Pergerakan dari daerah berkonsentrasi tinggi ke rendah berlangsung terus dan baru akan berakhir apabila melekul atau ion sudah bergerak dengan arah yang berlawanan dengan kecepatan gerak yang sama dan pada keadaaan ini disebut dengan keadaan seimbang. 

     Difusi dapat terjadi karena pergerakan acak kontinu yang menjadi ciri khas samua melekul yang tidak dalam suatu zat padat. setiap melekul bergerak secara lurus sampai ia bertabrakan dengan melekul lainnya. setiap tabrakan melekul terpantul dan melaju kearah lain, inilah yang menyebabkan gerakan acak dari melekul tersebut. 

      Dehidrasi osmosis ( osmotic dehydration) merupakan proses perpindahan massa secara simultan antara keluarnya air dari bahan dan zat terlarut berpindah dari larutan ke bahan. perpindahan massa osmosis dinyatakan penambahan padatan. 

V. Alat dan Bahan     : 
     a. Alat  : 
         1. Pipa Kapiler Berskala
         2. Gelas Beker
         3. Petridist
         4. Benang
         5. Alat Bedah 

    b. Bahan :
        1. Usus Katak 
        2. Telur Ayam
        3. Larutan Yudium 500 ml
        4. Larutan Glukosa 500 ml
        5. Asam Asetat Pekat
        6. Larutan sukrosa atau garam 10 %, 15 %, 20 % dan 25 %
        7. Aquades

VI. Cara Kerja : 
        A. Difusi
             1. Dipotong usus katak, kemudian dibersihkan dari makanan yang ada di dalamnya
             2. Diisi larutan glukosa ke dalam usus tersebut, kemudian diikat permukaannya dan 
                 dibersihkan bagaian luar sampai bersih 
             3. Diambil cawan petridist, diisi dengan larutan yodium kemudian diletakkan usus diatas 
                 larutan tersebut
             4. Diamati perubahan yang terjadi 

       B. Osmosis
            1. Sebelum percobaan, direndam telur ayam dengan asam asetat pekat selama 48 jam, diambil
                 selaput dalam telur dengan hati-hati lalu dicuci
           2. Diikat selaput telur tersebut pada pipa berskala atau pipa osmometer, kemudian diisi larutan 
               sukrosa atau garam masing-masing dengan konsentrasi 10%, 15%, 20% dan 25 % ke dalam
               selaput telur sampai nol skala. 
          3. Diletakkan rangkai alat tersebut di dalam gelas beker yang telah di isi dengan aquadest
          4. Diamati perubahan yang terjadi 


VII. Pembahasan :
          
         Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa difusi merupakan suatau proses pergerakan zat terlarut dati daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonstentrasi rendah tanpa melalui membran semi permiabel, sedangkan osmosis merupakan proses pergerakan melekul air dari daerah yang berkonstrasi rendah ke daerah berkonsentrasi tinggi sehingga konsentrasinya sama.

           Pergerakan aquadest dari dalam gelas beker menuju selaput telur menandakan adanya proses osmosis. selaput membran semipermiabel yang terdapat pada proses osmosis menadakan masukkanya zat-zat tertentu yang dibutuhkan. perbedaan antara semipermiabel denfan selektif permiabel adalah komponen zat-zat apa saja yang boleh masuk dan tidak boleh masuk kedalam membran tersebut. komponen zat-zat yang boleh masuk pada memberan semipermiabel adalah zat-zat terlarut,sedangkan komponen selektif permiabel adalah asam amino, glukosa dan protein. 

            Volume air yang naik ke dalam selaput telur yang akan berisikan 10 % larutan glukosa pada 10 menit pertama adlah panjangnya 1,5 m dan 10 menit kedua panjangnya mencapai 1 cm. hal ini membuktikan air yang bersifat larutann dapat bergerak ke dalam selaput telur yang berisi larutan glukosa 10 % yang bersifat pelarut 

              Larutan glokoasa yang berisikan 15 % volume penyerapannya mencapai 1,9 cm pada 10 menit pertama dan 2 cm pada 10 menit kedua, sedangkan pada larutan glukosa 20 % dan 25 % terjadi penyerapannya air yang tingginya diakibabkan oleh tingginya volume larutan yang terkandung di dalam glukosa sehingga air yang sebagai terlarut akan lebih cepat pergerakan perpindahan melekulnya manuju larutan glukosa yang bersifat pelarut.

VIII. Kesimpulan  : 
       1. Semakin tinggi volume larutan glukosa semakin cepat proses pergerakan air menuju lerutan
           glukosa tersebut
       2. Larutan glukosa 10 % pergerakannya sedikit lambat jika dibandingkan dengan larutan glukosa
           15 %, 20% dan 25 %
      3. Semipermiabel hanya bisa dimasuki oleh air dan zat-zat terlarut sedangkan selektif permiabel
          bisa dimasuki ialah larutan glukosa, asam amino dan protein.

IX. Daftar Pustaka 
     Hartono, S. Wulangi., Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan, Jakarta: Depertermen Pendidikan Dan
              Kebudayaan, 2007.
    John, Kimbell., Biologi Edisi Kelima,  Jakarta: Erlangga, 2003.


No comments:

Post a Comment

 
Top