Pupuk hijau organik merupakan pupuk organik yang berasal dari
tumbuhan/tanaman ataupun yang berasal dari hasil panen. Bahan dari tanaman ini
dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau segera setelah dikomposkan. Unsur-unsur hara yang terdapat di dalam pupuk
hijau misalnya N,P,K dan unsure lainnya.
Contoh yang banyak digunakan untuk menjadikan pupuk hijau organik adalah sisa
dari pertanian, karena banyak unsure unsure hara yang terkandung di dalam sisa
pertanian seperti
N yang dapat digunakan untuk membantu proses penyuburan tanah dan proses pertumbuhan tumbuhan.
N yang dapat digunakan untuk membantu proses penyuburan tanah dan proses pertumbuhan tumbuhan.
Pupuk Hijau Organik |
Tujuan dari pemberian pupuk hijau organik ialah untuk meningkatkan
kandungan bahan organik dan unsure hara dalam tanah. Sehingga terjadi perbaikan
fisik, kimia dan biologi tanah yang akhirnya berdampak pada peningkatan
produktivitas tanah.
Sumber Pupuk Hijau Organik
Tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik hijau umumnya
tergolong dalam keluarga Leguminosae (Polong-polongan) karena tumbuhan ini
mempunyai akar yang bersembiosis dengan bakteri pengikat Nitrogen dari
udara. Namun demikian selain dari
golongan keluarga Leguminosae pun dapat dijadikan sebagai sumber pupuk hijau
organik seperti tanaman jagung, ubi-ubian, jerami padi dan lain-lain, walaupun
kandungan Nitrogennya yang relative rendah tetapi memiliki unsure kalium yang
relative tinggi.
Jenis-jenis tumbuhan yang tergolong ke dalam keluarga Leguminosae (Polong-polongan)
1. Kacang Tanah ( Arachis hypogaea )
2. Kedelai ( Glycine max )
3. Kapri ( Phasealus vulgaris )
4. Orok-orok ( Crotalaria juncea )
5. Lamtoro ( Leucaena glauca )
6. Trembesi ( Albizia glauca )
7. Putri malu ( Mimosa pudica )
1. Sisa
Tanaman Pertanian
Pada saat ini banyak petani yang tidak menamfaatkan sisa dari
tanamannya sebagai sumber zat hara yang penting bagi tumbuhan. Padahal
sisa-sisa dari hasil tanaman yang tidak digunakan dapat dijadikan sebagai bahan
pupuk organik yang dapat membantu penyuburan tanaman. Daun-daun dari sisa
tanaman merupakan sumber pupuk organik yang paling ekonomis, karena bahan ini merupakan
hasil sampingan dari kegiatan usaha tani, sehingga tidak membutuhkan biaya dan
areal khusus untuk pengadaannya. Pengambalian sisa tanaman ke dalam juga
merupakan usaha untuk mengembalikan sebagai unsure hara yang terangkut oleh
panen.
Tabel 1 : Total hara yang terkandung dalam sisa panen (kecuali akar)
Tanaman
|
Total hara
dalam sisa panen (kecuali akar)
|
|||||
N
|
P
|
K
|
Ca
|
Mg
|
S
|
|
Kg ha-1
|
||||||
Kacang-kacangan
Kacang
Tunggak
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Kedelai
Kacang
Panjang
|
26
70
35
15
65
|
2
5
3
2
6
|
21
59
54
13
33
|
17
60
18
1
23
|
8
17
9
2
16
|
6
16
7
6
8
|
Biji-Bijian
Jagung
Hibrida
Jagung Lokal
Padi Unggul
Padi Lokal
|
45
25
30
15
|
7
4
2
2
|
58
32
93
49
|
7
4
10
5
|
12
7
6
3
|
6
4
1
1
|
Umbi-umbian
Singkong
Kentang
Ubi Jalar
|
61
39
30
|
5
8
5
|
41
46
29
|
42
9
4
|
11
4
2
|
6
5
3
|
Diolah dari :
Agus dan Widianto (2004)
Kendala yang sering timbul jika menggunakan
sisa tanaman untuk dijadikan pupuk hijau organik adalah serng timbul persaingan
antara kebutuhan akan pakan ternak. Namun hal ini bukanlah manjadi permasalahan
bila kotoran ternak yang dihasilkan dikembaikan ke lahan.
2. Tanaman Pagar
Secara umum setiap semak atau pohon yang
tergolong legum bisa dijadikan tanaman pagar, namun lebih afektif apabila
tanaman pagar tersebut memenuhi sifat-sifat seperti berikut :
1. Berakal yang dalam agar tidak manjadi pesaing bagi tanaman musiman
2. Pertumbuhan cepat dan ketika pemangkasan akan cepat tumbuh kembali
3. Mampu menghasilkan bahan hijauan dalam jumlah banyak dan terus menerus
dapat digunakan
sebagai pupuk organik
4. Mampu memperbagai kandungan nitrogen tanah dan kandungan hara lainnya.
Jenis-jenis tamana pagar yang dapat dijadikan
sebagai pupuk hijau organik ialah
1. Flemingia ( Flemingia macrophylla)
1. Flemingia ( Flemingia macrophylla)
2. Glirisidia ( Gliricidia sepium)
3. Lamtoro (Leucaena leucephala)
4. Thephrosia ( Thephrosia candida)
5. Kaliandra ( Calliandra callothyrsus )
6. Sengon ( Paraserianthes falcatiria)
3. Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang
tumbuh tersendiri yakni pada saat tanah
tidak ditanami utama atau ditanam bersamaan dengan tanaman pokok. Tujuan utama
dari penanaman tanaman penutup tanah adalah :
1. Untuk melindungi tanah dari daya perusak butir-butir air hujan
2. Mempertahankan atau memperbaiki kesuburan tanah
3. Menyediakan bahan organik
Berdasarkan masa tumbuhnya tanaman penutup
tanah dapat dibedakan menjadi :
1. Tanaman penutup yang ditanam secara simultan ( bersamaan) dengan tanaman
utama,
Contohnya tanaman Arachis untuk menaman lada atau kopi
2. Tanaman penutup yang ditanam secara sekuensal (berantian) dengan tamana
utama. Penanaman
yang dilakukan secara sekuensal (bergantian ) biasanya
dilakukan pada akhir musim hujan sehingga tanaman ini dapat menutup tanah pada
musim kemarau.
Jenis-jenis tanaman penutup tanah yang dapat
dijadikan pupuk hijau organi :
1. Benguk (Mucuna munanaea)
2. Kara Benguk (Mucuna pruriens )
3. Kacang Tanah ( Arachis pitoi
4. Calopongonium caeralium
5. Crotalaria grahamiana
Kendala yang sering dihadapai dalam pengaflikasian tanaman penutup tanah pada
level petani khusunya untuk tanaman penutup yang bersifat sekuensal adalah
adanya keberadaan dari petani, bila tanaman penutup tanah yang ditaman hanya
semata untuk menghasilkan pupuk hijau tanpa ada hasil yang bisa dikomsumsi.
Untuk menanggulangi hal ini dapat dipilih jenis tanaman penutup yang mempunyai output
yang dapat dikumsumsi, misalnya
mukuna, komak, kacang tunggak.
4. Tumbuhan Liar
Tanaman liar seperti kembang teleken (Lantana
camara ), paitan (Tithonia diversifolia), kerinyu ( Cromolaena
odorata ), Wedusan (Ageratum conyzoides) dapat dijadikan salah satu
arternatif sebagai sumber atau bahan pembuatan pupuk hijau.
Tabel 2 : Kandungan unsur
hara dari beberapa jenis tumbuhan liar ialah :
Jenis
|
C-org
|
N-total
|
Rasio C/N
|
P-total
|
Rasio C/P
|
Wedusan (Ageratum conyzoides
|
41,11
|
3,78
|
11,15
|
0,21
|
201,37
|
kerinyu ( Cromolaena odorata
|
49,97
|
3,04
|
16,44
|
0,29
|
173,86
|
teleken (Lantana camara ),
|
46,92
|
3,19
|
14,71
|
0,31
|
150,19
|
paitan (Tithonia diversifolia)
|
43,48
|
1,31
|
33,19
|
0,13
|
325,73
|
Sumber : Praktikno et al., 2004
Hal yang harus diwaspadai bila menggunakan
tanaman liar sebagai pupuk hijau adalah bila tanaman tersebut mempunyai biji
yang dapat berkecambah dengan cepat sehingga menjadi gulma yang sulit untuk
dikendalikan.
Penanaman dan Pemeliharaan Pupuk Hijau
Tanaman pupuk hijau yang ditanam hendaklah
yang sesuai dengan kondisi lokal, mudah ditanam, cepat tumbuh, hasil tinggi,
kaya akan kandungan zat hara, tidak mempunyai pengaruh yang negatif bagi
tanaman pokok.
Bila pupuk hijau yang ditanam merupakan
tanaman tahunan misalnya dalam sistem pertanaman lorong, maka perlu dilakukan
pemangkasan secara rutin sebanyak 2-4 bulan sekali. Pada derah yang curah
hujannya tinggi pemangkasan harus relatif sering dilakukan. Pemangkasan yang
dilakukan selain untuk mendapatkan pupuk hijau juga merupakan tindakan
pemeliharaan yang sangat penting, karena setelah dilakukan pemangkasan akan
tumbuh tunah yang baru yang lebih produktif menghasilkan hijauan.
Cara pembuatan Pupuk Hijau Organik
Bahan dan komposisi
200 kg hijau daun atau sampah dapur
10 kg dedak halus
¼ kg gula pasir atau gula merah
¼ liter bakteri
200 liter air secukupnya,
Dapat juga digunakan pupuk kandang agar proses penguraian lebih cepat
sehingga kompos cepat jadi.
Cara Pembuatan :
1. Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
2. Dicampurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun
3. Cairkan gula pasir dengan gula merah dengan air
4. Masukkan bakteri kedalam air, lalu camprkan dengan gula pasir atau gula
merah. Aduklah hingga rata
5. Cairan bakteri dengan gula disiram pada
campuran hijau daun atau sampah dapur. Diaduk hingga rata
6. Digundukkan atau ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat.
7. Ditungga sampai 3-4 hari pupuk sudah jadi untuk digunakan.
Nah, itu dia beberapa penjelasan mengenai pupuk hijau organik. Semoga artikel ini bermanfaat.
No comments:
Post a Comment