Wednesday, 23 December 2015

Mengenal Pupuk Hijau Organik

Pupuk hijau organik merupakan pupuk organik yang berasal dari tumbuhan/tanaman ataupun yang berasal dari hasil panen. Bahan dari tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau segera setelah dikomposkan.  Unsur-unsur hara yang terdapat di dalam pupuk hijau  misalnya N,P,K dan unsure lainnya. Contoh yang banyak digunakan untuk menjadikan pupuk hijau organik adalah sisa dari pertanian, karena banyak unsure unsure hara yang terkandung di dalam sisa pertanian seperti
N yang dapat digunakan untuk membantu proses penyuburan tanah dan proses pertumbuhan tumbuhan.
Pupuk Hijau Organik


Tujuan dari pemberian pupuk hijau organik ialah untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsure hara dalam tanah. Sehingga terjadi perbaikan fisik, kimia dan biologi tanah yang akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah.


Sumber Pupuk Hijau Organik

Tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik hijau umumnya tergolong dalam keluarga Leguminosae (Polong-polongan) karena tumbuhan ini mempunyai akar yang bersembiosis dengan bakteri pengikat Nitrogen dari udara.  Namun demikian selain dari golongan keluarga Leguminosae pun dapat dijadikan sebagai sumber pupuk hijau organik seperti tanaman jagung, ubi-ubian, jerami padi dan lain-lain, walaupun kandungan Nitrogennya yang relative rendah tetapi memiliki unsure kalium yang relative tinggi. 

Jenis-jenis tumbuhan yang tergolong ke dalam keluarga Leguminosae (Polong-polongan)
1.  Kacang Tanah ( Arachis hypogaea )
2. Kedelai ( Glycine max )
3. Kapri ( Phasealus vulgaris )
4. Orok-orok ( Crotalaria juncea )
5. Lamtoro ( Leucaena glauca )
6. Trembesi ( Albizia glauca )
7. Putri malu ( Mimosa pudica

1. Sisa Tanaman Pertanian

Pada saat ini banyak petani yang tidak menamfaatkan sisa dari tanamannya sebagai sumber zat hara yang penting bagi tumbuhan. Padahal sisa-sisa dari hasil tanaman yang tidak digunakan dapat dijadikan sebagai bahan pupuk organik yang dapat membantu penyuburan tanaman. Daun-daun dari sisa tanaman merupakan sumber pupuk organik yang paling ekonomis, karena bahan ini merupakan hasil sampingan dari kegiatan usaha tani, sehingga tidak membutuhkan biaya dan areal khusus untuk pengadaannya. Pengambalian sisa tanaman ke dalam juga merupakan usaha untuk mengembalikan sebagai unsure hara yang terangkut oleh panen.
    
Tabel 1 : Total hara yang terkandung dalam sisa panen (kecuali akar)

Tanaman
Total hara dalam sisa panen (kecuali akar)
N
P
K
Ca
Mg
S
Kg ha-1
Kacang-kacangan
Kacang Tunggak
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Kedelai
Kacang Panjang

26
70
35
15
65

2
5
3
2
6

21
59
54
13
33

17
60
18
1
23

8
17
9
2
16

6
16
7
6
8
Biji-Bijian
Jagung Hibrida
Jagung Lokal
Padi Unggul
Padi Lokal

45
25
30
15

7
4
2
2

58
32
93
49

7
4
10
5

12
7
6
3

6
4
1
1
Umbi-umbian
Singkong
Kentang
Ubi Jalar

61
39
30

5
8
5

41
46
29

42
9
4

11
4
2

6
5
3
Diolah dari :  Agus dan Widianto (2004)

Kendala yang sering timbul jika menggunakan sisa tanaman untuk dijadikan pupuk hijau organik adalah serng timbul persaingan antara kebutuhan akan pakan ternak. Namun hal ini bukanlah manjadi permasalahan bila kotoran ternak yang dihasilkan dikembaikan ke lahan.

2. Tanaman Pagar
Secara umum setiap semak atau pohon yang tergolong legum bisa dijadikan tanaman pagar, namun lebih afektif apabila tanaman pagar tersebut memenuhi sifat-sifat seperti berikut :
1. Berakal yang dalam agar tidak manjadi pesaing bagi tanaman musiman
2. Pertumbuhan cepat dan ketika pemangkasan akan cepat tumbuh kembali
3. Mampu menghasilkan bahan hijauan dalam jumlah banyak dan terus menerus dapat digunakan
    sebagai pupuk organik
4.  Mampu memperbagai kandungan nitrogen tanah dan kandungan hara lainnya.

Jenis-jenis tamana pagar yang dapat dijadikan sebagai pupuk hijau organik ialah
 1. Flemingia ( Flemingia macrophylla)
2. Glirisidia ( Gliricidia sepium)
3. Lamtoro (Leucaena leucephala)
4. Thephrosia ( Thephrosia candida) 
5.  Kaliandra ( Calliandra callothyrsus )
6. Sengon ( Paraserianthes falcatiria)

3. Tanaman Penutup Tanah

Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang tumbuh tersendiri  yakni pada saat tanah tidak ditanami utama atau ditanam bersamaan dengan tanaman pokok. Tujuan utama dari penanaman tanaman penutup tanah adalah :
1. Untuk melindungi tanah dari daya perusak butir-butir air hujan
2.  Mempertahankan atau memperbaiki kesuburan tanah
3. Menyediakan bahan organik

Berdasarkan masa tumbuhnya tanaman penutup tanah dapat dibedakan menjadi :
1.  Tanaman penutup yang ditanam secara simultan ( bersamaan) dengan tanaman utama, 
     Contohnya   tanaman Arachis untuk menaman lada atau kopi
2.  Tanaman penutup yang ditanam secara sekuensal (berantian) dengan tamana utama. Penanaman 
   yang dilakukan secara sekuensal (bergantian ) biasanya dilakukan pada akhir musim hujan sehingga    tanaman ini dapat menutup tanah pada musim kemarau.

Jenis-jenis tanaman penutup tanah yang dapat dijadikan pupuk hijau organi :
1.   Benguk  (Mucuna munanaea)
2.  Kara Benguk (Mucuna pruriens )
3.  Kacang Tanah ( Arachis pitoi
4. Calopongonium caeralium
5. Crotalaria grahamiana

Kendala yang sering dihadapai dalam  pengaflikasian tanaman penutup tanah pada level petani khusunya untuk tanaman penutup yang bersifat sekuensal adalah adanya keberadaan dari petani, bila tanaman penutup tanah yang ditaman hanya semata untuk menghasilkan pupuk hijau tanpa ada hasil yang bisa dikomsumsi. Untuk menanggulangi hal ini dapat dipilih jenis tanaman penutup yang mempunyai output  yang dapat dikumsumsi, misalnya mukuna, komak, kacang tunggak.

4. Tumbuhan Liar

Tanaman liar seperti kembang teleken (Lantana camara ), paitan (Tithonia diversifolia), kerinyu ( Cromolaena odorata ), Wedusan (Ageratum conyzoides) dapat dijadikan salah satu arternatif sebagai sumber atau bahan pembuatan pupuk hijau.
Tabel 2 : Kandungan unsur hara dari beberapa jenis tumbuhan liar ialah :

Jenis
C-org
N-total
Rasio C/N
P-total
Rasio C/P
Wedusan (Ageratum conyzoides
41,11
3,78
11,15
0,21
201,37
kerinyu ( Cromolaena odorata
49,97
3,04
16,44
0,29
173,86
teleken (Lantana camara ),
46,92
3,19
14,71
0,31
150,19
paitan (Tithonia diversifolia)
43,48
1,31
33,19
0,13
325,73
Sumber : Praktikno et al., 2004

Hal yang harus diwaspadai bila menggunakan tanaman liar sebagai pupuk hijau adalah bila tanaman tersebut mempunyai biji yang dapat berkecambah dengan cepat sehingga menjadi gulma yang sulit untuk dikendalikan.

Penanaman dan Pemeliharaan Pupuk Hijau
Tanaman pupuk hijau yang ditanam hendaklah yang sesuai dengan kondisi lokal, mudah ditanam, cepat tumbuh, hasil tinggi, kaya akan kandungan zat hara, tidak mempunyai pengaruh yang negatif bagi tanaman pokok.

Bila pupuk hijau yang ditanam merupakan tanaman tahunan misalnya dalam sistem pertanaman lorong, maka perlu dilakukan pemangkasan secara rutin sebanyak 2-4 bulan sekali. Pada derah yang curah hujannya tinggi pemangkasan harus relatif sering dilakukan. Pemangkasan yang dilakukan selain untuk mendapatkan pupuk hijau juga merupakan tindakan pemeliharaan yang sangat penting, karena setelah dilakukan pemangkasan akan tumbuh tunah yang baru yang lebih produktif menghasilkan hijauan.

Cara pembuatan Pupuk Hijau Organik

Bahan dan komposisi
 200 kg hijau daun atau sampah dapur
10 kg dedak halus

¼ kg gula pasir atau gula merah
¼ liter bakteri
200 liter air secukupnya,
Dapat juga digunakan pupuk kandang agar proses penguraian lebih cepat sehingga kompos cepat jadi.

Cara Pembuatan :
1. Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
2. Dicampurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun
3. Cairkan gula pasir dengan gula merah dengan air
4. Masukkan bakteri kedalam air, lalu camprkan dengan gula pasir atau gula merah. Aduklah hingga        rata
5. Cairan bakteri dengan gula disiram pada  campuran hijau daun atau sampah dapur. Diaduk hingga       rata
6. Digundukkan atau ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat.
7. Ditungga sampai 3-4 hari pupuk sudah jadi untuk digunakan. 

Nah, itu dia beberapa penjelasan mengenai pupuk hijau organik. Semoga artikel ini bermanfaat. 

No comments:

Post a Comment

 
Top